Sering kali kita melihat mushaf Al-Qur’an yang sudah usang dan lapuk atau bahkan sudah rusak. Mushaf tersebut kemungkinan besar sobek lalu berceceran, tidak terawat, dan sudah tidak layak dibaca. Lalu bagaimana cara kita menyikapinya?
Pertanyaan
- Bagaimana hukum membakar Al-Qur'an yang sudah Rusak?
Jawaban
- Diperbolehkan selama bertujuan menjaga agar tidak berserakan. Namun jika dalam pembakarannya tanpa tujuan (hanya main-main), maka hukumnya haram. Bahkan jika membakarnya dengan tujuan menghina ataupun meremehkan, dapat menyebabkan kufur.
Imam As-Suyuthi dalam kitabnya Al-Itqon fi ‘Ulum Al-Qur’an menjelaskan dengan cukup rinci bagaimana menyikapi mushaf Al-Qur’an yang sudah usang. Menurut Imam As-Suyuthi, ada tiga opsi menyikapi mushaf Al-Qur’an yang telah rusak.
Pertama, adalah dengan membasuh lembaran mushaf dengan air agar tinta yang bertuliskan firman Allah SWT itu luntur. Namun, cara ini hampir tidak relevan dilakukan di zaman se karang. Sebab, percetakan Al-Qur’an kini sudah sangat maju dan berbeda jauh dengan zaman dahulu yang menuliskan Al-Qur’an dengan teknologi seadanya sehingga tintanya dapat luntur dengan mudah oleh air.
Kedua, adalah dengan membakarnya. Menurut As-Suyuthi, landasan kebolehan membakar mushaf Al-Qur’an adalah kisah pembakaran lembaran Al-Qur’an di zaman Sahabat Utsman bin Affan RA. Pada saat itu, khalifah Utsman bin Affan RA. membakar Al-Qur’an yang tidak memenuhi standar yang seharusnya. Penyeragaman tulisan Al-Qur’an ini kemudian dikenal dengan Rasm Utsmani, yaitu gaya penulisan Al-Qur’an yang dipakai hingga kini.
Lantas, mana yang lebih baik antara membasuh dan membakarnya?
Imam As-Suyuthi berpendapat bahwa lebih baik membakarnya. Tapi As-Suyuthi juga menampilkan pendapat ulama yang berpendapat tidak boleh membakar mushaf Al-Qur’an yang rusak. Pendapat yang demikian disampaikan oleh Imam Al-Qadhi Husein, sementara menurut pandangan Imam An-Nawawi adalah memakruhkannya.
Ketiga, adalah menguburnya di dalam tanah yang jauh dari lalu lalang manusia. Menurut Imam As-Suyuthi cara ini banyak tertera di kitab-kitab pengikut mazhab Hanafi. Mereka berpendapat mushaf Al-Qur’an yang sudah rusak tidak dibakar melainkan dikubur di dalam tanah.
Referensi:
تحفة المحتاج مع حاشمة الشرواني (١٥٥/١) - وَيُكْرَهُ حَرْقُ مَا كُتِبَ عَلَيْهِ إِلَّا لِغَرَضِ نَحْوِ صِيَانَةٍ وَمِنْهُ تَحْرِيقُ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ لِلْمَصَاحِفِ وَالْغَسْلُ أَوْلَى مِنْهُ عَلَى الْأَوْجَهِ بَلْ كَلَامُ الشَّيْخَيْنِ في السيرصريح فِي حُرْمَةِ الْحَرْقِ إِلَّا أَنْ يُحْمَلَ عَلَى أَنَّهُ مِنْ حَيْثُ كَوْنُهُ إِضَاعَةً لِلْمَالِ، فَإِنْ قُلْتَ مَرَّ أَنَّ خَوْفَ الْحَرْقِ مُوجِبُ لِلْحَمْلِ مَعَ الْحَدَثِ وَلِلتَّوَسُّدِ وَهَذَا مُقْتَضٍ لِحِرْمَةِ الْحَرْقِ مُطْلَقًا قُلْتُ ذَاكَ مَفْرُوضٌ فِي مُصْحَفِ وَهَذَا فِي مَكْتُوبٍ لِغَيْرِ دِرَاسَةٍ أَوْ لَهَا وَبِهِ نَحْو بِلَى مِمَّا يُتَصَوَّرُ مَعَهُ قَصْدُ نَحْوِ الصِّيَانَةِ وَأَمَّا النَّظَرُ لِإِضَاعَةِ الْمَالِ فَأَمْرُ عَامٌ لَا يَخْتَصُّ بِهَذَا عَلَى أَنَّهَا تَجُوزُ لِعَرَضٍ مَقْصُودٍ وَلَا يُكْرَهُ شُرْبُ مَحْوِهِ، وَإِنْ بَحَثَ ابْنُ عَبْدِ السَّلَامِ حُرْمَتَهُ. قَالَ الشَّيْخُ عِزُّ الدِّينِ وَطَرِيقُهُ أَنْ يَغْسِلَهُ بِالْمَاءِ أَوْ يُحَرِّقَهُ بِالنَّارِ قَالَ بَعْضُهُمْ إِنَّ الْإِحْرَاقَ أولى؛ لأنَّ الْغُسَالَةَ قَدْ تَقَعُ عَلَى الْأَرْضِ انْتَقَى ابْنُ شهبة اهـ
الموسوعة
الفقهية (٢ / ١٢٣) - الأصل أن الْمُصْحَفَ الصَّالِحَ لِلْقِرَاءَةِ لَا يُحْرَقُ،
لِحُرْمَتِهِ، وَإِذَا أحْرِقَ امْتِهَانًا يَكُوْنُ كُفْرًا عِنْدَ جَمِيعِ
الْفُقَهَاءِ إلى أن قال - وَقَالَ الشَّافِعِيَّةُ : الْخَشَبَةُ الْمَنْقُوشُ
عَلَيْهَا قُرْآنُ فِي حَرْقِهَا أَرْبَعَةُ أَحْوَالٍ : يُكْرَهُ حَرْقُهَا لِحَاجَةِ الطَّبْخِ مَثَلًا، وَإِنْ قَصَدَ بِحَرْقِهَا إِحْرَازَهَا لَمْ
يُكْرَهُ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ الْحَرْقُ لِحَاجَةٍ، وَإِنَّمَا فَعَلَهُ عَبَثًا
فَيَحْرُمُ، وَإِنْ قَصَدَ الْاِمْتِهَانَ فَظَاهِرُ أَنَّهُ يَكْفُرُ وَذَهَبَ
الْحَنَابِلَةُ إِلَى جَوَازِ تَحْرِيقِ الْمُصْحَفِ غَيْرِالصَّالِحِ
لِلْقِرَاءَةِ
0 Komentar